HUBUNGAN STATUS EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ONGGUNOI

Penulis

  • St. Rahmawati Hamzah Institut Kesehatan dan Teknologi Graha Medika

Kata Kunci:

Status ekonomi, stunting, balita

Abstrak

Stunting masih menjadi masalah gizi kronik yang dialami hampir diseluruh negara berkembang termasuk Indonesia. Laporan Riskesdas tahun 2018 angka kejadian stunting pada balita sebanyak 30,8% dan SSGI angka kejadian stunting di Indonesia sebanyak 21,6%. Beberapa faktor yang menjadi penyebab terjadinya stunting adalah riwayat kehamilan ibu, paritas, usia hamil ibu, riwayat BBLR dan status ekonomi keluarga. Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan keluarga dengan pendapatan yang tinggi memungkinkan untuk terpunuhinya kebutuhan  gizi  anggota keluarganya, karena ketersediaan makanan yang beragam. Sebaliknya, keluarga dengan pendapatan yang rendah berdampak pula terhadap kemampuan membeli makanan rumah tangga yang rendah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan status ekonomi keluarga dengan kejadian stunting di wilayah kerja Puskesmas Onggunoi. Jenis penelitian yang digunakan observasional analitik dengan pendekatan cross sectional study dengan jumlah sampel sebanyak 34 balita. Data setiap variabel dkumpulkan menggunakan kuesioner dan selanjutnya dianalisis secara univariat dan bivariat dengan menggunakan uji chi square α=0,05. Hasil uji statistik menunjukkan terdapat hubungan status ekonomi dengan kejadian kejadian stunting pada balita dengan nilai p value = 0,003 (p value < 0,05). Hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan status ekonomi dengan kejadian kejadian stunting pad balita di wilayah kerja Puskesmas Onggunoi.

Unduhan

Diterbitkan

2024-04-30

Cara Mengutip

St. Rahmawati Hamzah. (2024). HUBUNGAN STATUS EKONOMI KELUARGA DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ONGGUNOI. Watson Journal Of Nursing, 2(2), 27–31. Diambil dari https://e-journal.stikesgunungmaria.ac.id/index.php/wjn/article/view/81